PENJELASAN SINGKAT
TENTANG ADZAN
Oleh H.MISMARDI MIZAN. BA
PENGERTIAN
Secara bahasa adzan ber arti Seruan
/ Himbauan . Sedangkan menurut istilah fiqh ialah : Seruan / Himbauan
untuk untuk mengerjakan shalat fardhu dengan lafazh yang disyari’atkan
SEJARAH ADZAN
لَمَّا أَمَرَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّاقُوسِ يُعْمَلُ لِيَضْرِبَ بِهِ
النَّاسُ لِجَمْعِ الصَّلَاةِ طَافَ بِي وَأَنَا نَائِمٌ رَجُلٌ يَحْمِلُ نَاقُوسًا
فِي يَدِهِ فَقُلْت يَا عَبْدَ اللَّهِ أَتَبِيعُ النَّاقُوسَ فَقَالَ وَمَا تَصْنَعُ
بِهِ فَقُلْت نَدْعُو بِهِ إلَى الصَّلَاةِ قَالَ أَوَلَا أَدُلُّك عَلَى مَا هُوَ
خَيْرٌ مِنْ ذَلِكَ فَقُلْت بَلَى فَقَالَ تَقُولُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ
إلَى آخِرِ الْأَذَانِ ثُمَّ اسْتَأْخَرَ عَنِّي غَيْرَ بَعِيدٍ ثُمَّ قَالَ وَتَقُولُ
إذَا قُمْت إلَى الصَّلَاةِ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ إلَى آخِرِ الْإِقَامَةِ
فَلَمَّا أَصْبَحْت أَتَيْت النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرْتُهُ
بِمَا رَأَيْت فَقَالَ إنَّهَا رُؤْيَا حَقٍّ إنْ شَاءَ اللَّهُ قُمْ مَعَ بِلَالٍ
فَأَلْقِ عَلَيْهِ مَا رَأَيْت فَلْيُؤَذِّنْ بِهِ فَإِنَّهُ أَنْدَى صَوْتًا مِنْك
فَقُمْت مَعَ بِلَالٍ فَجَعَلْتُ أُلْقِيهِ عَلَيْهِ فَيُؤَذِّنُ بِهِ فَسَمِعَ ذَلِكَ
عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ وَهُوَ فِي بَيْتِهِ فَخَرَجَ يَجُرُّ رِدَاءَهُ يَقُولُ وَاَلَّذِي
بَعَثَك بِالْحَقِّ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَقَدْ رَأَيْت مِثْلَ مَا رَأَى فَقَالَ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلِلَّهِ الْحَمْدُ }
Adapun sebab disyari’atkan nya
adzan sebagaimana yang di ceritakan oleh Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbih yang
diridhoi Allah Ta’ala .Tatkala Rasulullah menyuruh memukul lonceng untuk
mengumpulkan manusia guna melaksanakan shalat ,
Maka pada
malam harinya Zaid bermimpi melihat seorang laki-laki yang bekeliling-keliling
membawa sebuah lonceng , lalu laki-laki itu berkata kepada Abdullah bin Zaid “ hai
Abdullah apakah kamu mau membeli lonceng, apa yang akan kamu perbuat dengan
lonceng itu ? Aku menjawab “ Kami akan mengajak orang shalat dengan lonceng itu
“selanjutnya dia berkata “ Apakah engkau mau aku tunjukkan yang lebih baik dari
itu ? Aku jawab Ya , selanjutnya dia katakana “ Kata kanlah oleh mu “ ( Kalimat
adzan ) kemudia dia katakan “ Apabila kamu akan mendirikan shalat maka bacalah
( kalimat iqamat )
Setelah subuh aku temui
Rasulullah.SAW dan aku ceritakan kepada Beliau tentang apa yang aku lihat
didalam mimpi, beliau mengatakan “ Sesungguhnya mimpi ini adalah benar insya Allah, berdirilah engkau bersama Bilal
dan sampaikan kepadanya apa yang kamu lihat dalam mimpimu agar dia adzan dengan
kalimat itu , sesungguhnya suara Bilal lebih tinggi dari suara kamu, Maka aku
berdiri bersama Bilal dan memberikan kalimat kalimat itu kepadanya lalu dia
adzan dengan nya. Maka terdengarlah oleh Umar bin Khattab yang sedang berada dirumahnya, sehingga dia keluar dengan kain
cadarnya terlepas sambil berkata “ Demi Orang yang telah mengutus engkau dengan
benar ya Rasulallah , Aku juga benar-benar melihat pula dalam mimpiku seperti apa yang dia lihat didalam mimpinya.Maka berkata Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam ( Segala puji
bagi Allah )
DISYARI’ATKAN ADZAN DAN HUKUMNYA
Adzan disyri’atkan pada tahun
pertama hijrah dan seluruh ulama sepakat bahwa hukumnya adalah sunnat muakkad
untuk shalat fardhu berjama’ah dan ulama Hanafiyah mengatakan wajib kifa i pada
sebuah negeri atau kota.
SYARAT SHAH MUAZZIN
Adapun syarat shah muazzin adalah :
pertama beragama Islam , kedua laki-laki
ketiga berakal sehat , keempat mengetahui masuk waktu , tidak dalam keadaan
berhadas besar . Sebahagian ulama fiqh membolehkan orang berhadas kecil melakukan
azan , tetapi tidak boleh melakukan iqamat.
AZAN SUBUH DUA KALI
Adzan subuh dua kali telah dilakukan
semenjak zaman Rasulullah. Diwaktu itu
ada dua orang muazzin di mesjid Nabi yakni Bilal bin Rabah dan Abdullah bin
ummi Maktum seorang tuna netra. Bilal bin Rabah sering azan sebelum masuk waktu
subuh , Rasulullah tidak melarangnya buliau cuma mengingatkan :
لآيَغُرَّنَّكُمْ
أَذَانُ بِلاَلٍ فَإنَّهُ يُؤْذِنُ لِيَرْجِعَ قَائِمُكُمْ وَتَسَحَّرَ
صَائِمُكُمْ وَيَقُوْمُ نَائِمُكُمْ فَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتَّى يُؤْذَنَ اُ
مُّ مَكْتُوْمٍ
Asrtinya
: Jangan kamu terkecoh oleh azan Bilal , Maka sesungguhnya dia adzan agar
kamu kembali dari melaksanakan shalat ( shalat malam) dan bersahur orang yang
akan puasa diantara kamu , dan agar orang yang masih tidur diantara kamu akan
bangun. Maka makanlah dan minumlah kamu
sampai adzan Ummi Maktum.
Ummi
Maktum seorang tuna netra dan dia belum akan adzan sehingga ada orang yang
mengatakan kepadanya bahwa waktu subuh sudah masuk.
Adapun membaca الصَّلاَةُ خَيْرُ مِّنَ
النَّوْمِ sesudah membaca حَيَّ عَلَى
الْفَلاَحِ pada adzan subuh adalah
petunjuk langsung dari Rasulullah sebagaimana hadits dari Bilal bin Rabah :
اَمَرَنِي
رَسُوْلُ اللهِ صَلىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَنْ اُثَوِّبَ فيِ الْفَجْرِ
وَنَهَانِيْ اَنْ اُثَوِّبَ فيِ الْعِشَاءِ
Artinya Rasulullah
menyuruh aku bertatswib diadzan fajar dan melarang aku bertatswib di adzan
isyak. (bertatswib = membaca Ashshalatu khairumminannum)
Apakah tatswib itu pada azan pertama atau
adzan kedua terdapat dua pendapat
Yang mengatakan bahwa tatswib itu pada adzan pertama
adalah hadis dari Bilal diatas , karena Bilal biasanya adzan sebelum masuk
waktu subuh. Sedangkan yang mengatakan
bahwa tatswib itu pada azan kedua berpedoman pada hadis Ibnu Mahzurah :
عَنِ
اَبِيْ مَحْذُوْرَةِ قَالَ : قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ عَلِّمْنِيْ سُنَّةَ
الأذَانِ فَذَكَرَهُ إلىَ أنْ قَالَ بَعْدَ قَوْلِهِ حَيَّ عَلىَ الْفَلاح فَإنْ
كَانَ فيِ صَلاَةِ الصُّبْحِ قُلْتَ : الصَّلاَةُ خَيْرٌ مِّنَ النَّوْمِ
مَرَّتَيْنِ
Dari
Abi Mahdzurah dia berkata : Aku berkata pada Rasulallh : Ajari aku sunnat adzan
: Beliau menyebutnya hingga beliau berkata sesudah Hayya ‘alal falah, maka jika
pada adzan subuh engkau sebut Ashshalatu khairumminnaum dua kali .
Memahami
hadis ini kalimat tatswib itu dibaca pada adzan kedua karena Abi Mahdzurah
biasanya azan setelah waktu subuh masuk.
ADZAN
DUA KALI PADA SHALAT JUM’AT
Pelaksanaan
adzan duakali pada shalat jum’at belum ada semasa Rasulullah ,dan belum juga
diazaman khalifah Abu Bakar dan belum pula dizaman khalifah Umar bin Khattab .
Maka khalifah ‘Utsman bi Affan menyuruh azan sebelum masuk waktu zuhur di hari
Jum’at. Karena beliau melihat penduduk kota telah semakin ramai dan rumah-rumah
mereka banyak yang jauh dari masjid. Andaikata azan itu hanya satukali yakni
setelah khatib berada diatas mimbar maka banyak orang yang aka terlambat datang
ke Masjid . Maka adzan sebelum masuk waktu adalah adza memanggil datang
kemasjid untuk melaksanakan shalat Jum’at. Hal ini dapat dibaca dalam tafsir
Khazin :
عَنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيْدِ قَالَ « كَانَ النِّدَاءُ يَوْمَ الْجُمْعَةِ
أَوَّلُهُ إِذَا جَلَسَ الإمَامُ عَلىَ الْمِنْبَرِ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ وَأَبِيْ
بَكْرٍ وَعُمَرَ فَلَمَّا كَانَ عُثْمَانُ وَكَثُرَ النَّاسِ زَادَ النِّدَاءَ الثَّانِي
عَلَى الزُّوَرَاءِ » زَادَ فِي رِوَايَةٍ « فَثَبَتَ الْأَمْرُ عَلَى ذَلِكَ »
Dari
Saib bin Zaid dia berkata “ Adalah pada masa Rasulullah , masa Abu Bakar dan masa Umar azan pada hari
Jum’at itu awalnya setelah imam duduk diatas mimbar , Di zaman Utsman penduduk
telah ramai , maka beliau menambah aszan kedua diatas Zuwarak ( sebuah tempat
yang tinggi didekat pasar ) ada riwayat menambahkan “ Maka tetaplah perintah
itu atas demikian
Ada tiga
hal yang menguatkan hukum adzan dua kali pada shalat Jum’at yang diperintahkan
oleh khalifah Utsman bin ‘Affan .Pertama al-Qur’an. An-Nisak ayat 59 :
يَآءَيُّهَاالَّذِيْنَ أمَنُوْا
أطِيْعُوْا اللهَ وَأطِيْعُوْا الرَّسُوْلَ وَأُلىِ الأمْرِ مِنْكُمْ
Hai
orang orang yang ber iman patuhilah Allah dan patuhilah Rasul dan patuhi pula
ulul amri diantara kamu
Khalifah
Utsman bin ‘Affan adalah Ulil Amri dan Allah memerintahkan orang-orang beriman
untuk menta’ati ulil amri. Artinya perintah Khalifah Utsman untuk adzan dua
kali tidak bertentangan dengan al-Qur’an.
Kedua
hadits Rasulullah yang mengatakan :
...... فَإنَّـهُ مَنْ يَعِشْ
مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى إخْتِلاَفًا كَثِيْرًا , فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي
وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمُهْدِيِّيْن تَمَسَّكُوْا بِهَا وَ
عَضُّوْا عَلَيْهَا بِا لنَّوَاجِذِ............
…………Maka
sesungguhnya siapa yang hidup diantara kamu sepeninggal aka , maka dia akan
melihat perbedaan yang banyak ,(waktu itu) hendaklah kamu berpegang dengan
sunnah ku dan sunnah khulafaurrasyin
yang mendapat petunjuk , berpegang teguhlah kamu dengan nya dan gigitlah
ia dengan gigi depan mu……….
Dalam
hal ini Utsman bin Affan adalah salah seorang dari khulafaurrasyidin maka kita
dipesankan oleh Rasulullah untuk mengikuti apa yang disunnahkan nya. Artinya
mengamalkan adzan dua kali pada hari Jum’at adalah mengikuti sunnah
Khuilafaurrasyidin , Dan jelas tidak bertentangan dengan sunnah, yang hukum nya
adalah sunnat sesuai dengan hukum asalanya.
Ketiga
: apa yang dilakuakn oleh khalifah
Utsman ini tidak dibantah oleh sahabat nabi yang masih hidup waktu itu seperti
‘Ali bin Abi Thalib , Zaid bin Tsabit dan lain-lain tidak membantah kebijakan
Utsman ini . Maka kesepakatan para sahat ini adalah suatu ijma’ dan ijmak
adalah sumber hukum yang sah menurut ushul fiqh.
K
E S I M P U L A N
Dari apa
yang telah saya kemukakan ini saya dapat menyimpulkan sbb.
- Azan hukumnya sunnat muakkad sebelum melaksanakan shalat fardhu terutama shalat berjama’ah
- Azan disyri’atkan semenjak tahun pertama nabi hijrah ke Madinah dimana lafadz-lafadznya diterima oleh beberapa orang sahabat Nabi melalui rukya. ( mimpi)
- Aszan subuh dua kali adalah sunnah Nabi , dimana Beliau mengizinkan Bilal bin Rabah melakukan adzan sebelum masuk waktu.
- Asdzan sebelum masuk waktu shalat jum’at ( adzan pertama ) adalah sunnah khulafaurrasyidin yang shah untuk dituruti mengingat firman Allah dalam al-quran surat An-Nisak ayat 59 dan hadis Rasulullah.
Demikianlah yang dapat saya sampai
kan dalam kesempatan ini dan saya yakin sekali bahwa dalam penyampaian ini banyak
sekali terdapat kekurangan dan kelemahan, namun itulah hanya pengetahuan yang
saya punyai. Kepada Allah kita berserah diri dan mohon ampun yang
sebesar-besarnya
Payakumbuh 17 – Desember – 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar