Sabtu, 13 September 2014





PENJELASAN SINGKAT TENTANG ADZAN
Oleh H.MISMARDI MIZAN. BA
           
            PENGERTIAN
            Secara bahasa adzan ber arti Seruan / Himbauan . Sedangkan menurut istilah fiqh ialah : Seruan / Himbauan untuk  untuk mengerjakan shalat fardhu  dengan lafazh yang disyari’atkan
           
            SEJARAH ADZAN
لَمَّا أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّاقُوسِ يُعْمَلُ لِيَضْرِبَ بِهِ النَّاسُ لِجَمْعِ الصَّلَاةِ طَافَ بِي وَأَنَا نَائِمٌ رَجُلٌ يَحْمِلُ نَاقُوسًا فِي يَدِهِ فَقُلْت يَا عَبْدَ اللَّهِ أَتَبِيعُ النَّاقُوسَ فَقَالَ وَمَا تَصْنَعُ بِهِ فَقُلْت نَدْعُو بِهِ إلَى الصَّلَاةِ قَالَ أَوَلَا أَدُلُّك عَلَى مَا هُوَ خَيْرٌ مِنْ ذَلِكَ فَقُلْت بَلَى فَقَالَ تَقُولُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ إلَى آخِرِ الْأَذَانِ ثُمَّ اسْتَأْخَرَ عَنِّي غَيْرَ بَعِيدٍ ثُمَّ قَالَ وَتَقُولُ إذَا قُمْت إلَى الصَّلَاةِ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ إلَى آخِرِ الْإِقَامَةِ فَلَمَّا أَصْبَحْت أَتَيْت النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرْتُهُ بِمَا رَأَيْت فَقَالَ إنَّهَا رُؤْيَا حَقٍّ إنْ شَاءَ اللَّهُ قُمْ مَعَ بِلَالٍ فَأَلْقِ عَلَيْهِ مَا رَأَيْت فَلْيُؤَذِّنْ بِهِ فَإِنَّهُ أَنْدَى صَوْتًا مِنْك فَقُمْت مَعَ بِلَالٍ فَجَعَلْتُ أُلْقِيهِ عَلَيْهِ فَيُؤَذِّنُ بِهِ فَسَمِعَ ذَلِكَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ وَهُوَ فِي بَيْتِهِ فَخَرَجَ يَجُرُّ رِدَاءَهُ يَقُولُ وَاَلَّذِي بَعَثَك بِالْحَقِّ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَقَدْ رَأَيْت مِثْلَ مَا رَأَى فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلِلَّهِ الْحَمْدُ }
            Adapun sebab disyari’atkan nya adzan sebagaimana yang di ceritakan oleh Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbih yang diridhoi Allah Ta’ala .Tatkala Rasulullah menyuruh memukul lonceng untuk mengumpulkan manusia guna melaksanakan shalat ,
Maka pada malam harinya Zaid bermimpi melihat seorang laki-laki yang bekeliling-keliling membawa sebuah lonceng , lalu laki-laki itu berkata kepada Abdullah bin Zaid “                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               hai Abdullah apakah kamu mau membeli lonceng, apa yang akan kamu perbuat dengan lonceng itu ? Aku menjawab “ Kami akan mengajak orang shalat dengan lonceng itu “selanjutnya dia berkata “ Apakah engkau mau aku tunjukkan yang lebih baik dari itu ? Aku jawab Ya , selanjutnya dia katakana “ Kata kanlah oleh mu “ ( Kalimat adzan ) kemudia dia katakan “ Apabila kamu akan mendirikan shalat maka bacalah ( kalimat iqamat )
            Setelah subuh aku temui Rasulullah.SAW dan aku ceritakan kepada Beliau tentang apa yang aku lihat didalam mimpi, beliau mengatakan “ Sesungguhnya mimpi ini adalah benar  insya Allah, berdirilah engkau bersama Bilal dan sampaikan kepadanya apa yang kamu lihat dalam mimpimu agar dia adzan dengan kalimat itu , sesungguhnya suara Bilal lebih tinggi dari suara kamu, Maka aku berdiri bersama Bilal dan memberikan kalimat kalimat itu kepadanya lalu dia adzan dengan nya. Maka terdengarlah oleh Umar bin Khattab yang sedang  berada dirumahnya, sehingga dia keluar dengan kain cadarnya terlepas sambil berkata “ Demi Orang yang telah mengutus engkau dengan benar ya Rasulallah , Aku juga benar-benar melihat pula dalam mimpiku  seperti apa yang dia lihat  didalam mimpinya.Maka berkata Rasulullah  Shalallahu ‘alaihi wa sallam ( Segala puji bagi Allah )

            DISYARI’ATKAN ADZAN DAN HUKUMNYA
            Adzan disyri’atkan pada tahun pertama hijrah dan seluruh ulama sepakat bahwa hukumnya adalah sunnat muakkad untuk shalat fardhu berjama’ah dan ulama Hanafiyah mengatakan wajib kifa i pada sebuah negeri atau kota.

            SYARAT SHAH MUAZZIN
            Adapun syarat shah muazzin adalah : pertama beragama Islam ,  kedua laki-laki ketiga berakal sehat , keempat mengetahui masuk waktu , tidak dalam keadaan berhadas besar . Sebahagian ulama fiqh membolehkan orang berhadas kecil melakukan azan , tetapi tidak boleh melakukan iqamat.

            AZAN SUBUH DUA KALI
            Adzan subuh dua kali telah dilakukan semenjak zaman Rasulullah.  Diwaktu itu ada dua orang muazzin di mesjid Nabi yakni Bilal bin Rabah dan Abdullah bin ummi Maktum seorang tuna netra. Bilal bin Rabah sering azan sebelum masuk waktu subuh , Rasulullah tidak melarangnya buliau cuma mengingatkan :

لآيَغُرَّنَّكُمْ أَذَانُ بِلاَلٍ فَإنَّهُ يُؤْذِنُ لِيَرْجِعَ قَائِمُكُمْ وَتَسَحَّرَ صَائِمُكُمْ وَيَقُوْمُ نَائِمُكُمْ فَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتَّى يُؤْذَنَ اُ مُّ مَكْتُوْمٍ
            Asrtinya : Jangan kamu terkecoh oleh azan Bilal , Maka sesungguhnya dia adzan agar kamu kembali dari melaksanakan shalat ( shalat malam) dan bersahur orang yang akan puasa diantara kamu , dan agar orang yang masih tidur diantara kamu akan bangun.  Maka makanlah dan minumlah kamu sampai adzan Ummi Maktum.

            Ummi Maktum seorang tuna netra dan dia belum akan adzan sehingga ada orang yang mengatakan kepadanya bahwa waktu subuh sudah masuk.
            Adapun membaca  الصَّلاَةُ خَيْرُ مِّنَ النَّوْمِ  sesudah membaca حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ  pada adzan subuh  adalah petunjuk langsung dari Rasulullah sebagaimana hadits dari Bilal bin Rabah :
اَمَرَنِي رَسُوْلُ اللهِ صَلىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَنْ اُثَوِّبَ فيِ الْفَجْرِ وَنَهَانِيْ اَنْ اُثَوِّبَ فيِ الْعِشَاءِ
            Artinya Rasulullah menyuruh aku bertatswib diadzan fajar dan melarang aku bertatswib di adzan isyak. (bertatswib = membaca Ashshalatu khairumminannum)

             Apakah tatswib itu pada azan pertama atau adzan kedua terdapat dua pendapat
Yang mengatakan bahwa tatswib itu pada adzan pertama adalah hadis dari Bilal diatas , karena Bilal biasanya adzan sebelum masuk waktu subuh.  Sedangkan yang mengatakan bahwa tatswib itu pada azan kedua berpedoman pada hadis Ibnu Mahzurah :


عَنِ اَبِيْ مَحْذُوْرَةِ قَالَ : قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ عَلِّمْنِيْ سُنَّةَ الأذَانِ فَذَكَرَهُ إلىَ أنْ قَالَ بَعْدَ قَوْلِهِ حَيَّ عَلىَ الْفَلاح فَإنْ كَانَ فيِ صَلاَةِ الصُّبْحِ قُلْتَ : الصَّلاَةُ خَيْرٌ مِّنَ النَّوْمِ مَرَّتَيْنِ
            Dari Abi Mahdzurah dia berkata : Aku berkata pada Rasulallh : Ajari aku sunnat adzan : Beliau menyebutnya hingga beliau berkata sesudah Hayya ‘alal falah, maka jika pada adzan subuh engkau sebut Ashshalatu khairumminnaum dua kali .

            Memahami hadis ini kalimat tatswib itu dibaca pada adzan kedua karena Abi Mahdzurah biasanya azan setelah waktu subuh masuk.

            ADZAN DUA KALI PADA SHALAT JUM’AT

            Pelaksanaan adzan duakali pada shalat jum’at belum ada semasa Rasulullah ,dan belum juga diazaman khalifah Abu Bakar dan belum pula dizaman khalifah Umar bin Khattab . Maka khalifah ‘Utsman bi Affan menyuruh azan sebelum masuk waktu zuhur di hari Jum’at. Karena beliau melihat penduduk kota telah semakin ramai dan rumah-rumah mereka banyak yang jauh dari masjid. Andaikata azan itu hanya satukali yakni setelah khatib berada diatas mimbar maka banyak orang yang aka terlambat datang ke Masjid . Maka adzan sebelum masuk waktu adalah adza memanggil datang kemasjid untuk melaksanakan shalat Jum’at. Hal ini dapat dibaca dalam tafsir Khazin :

عَنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيْدِ قَالَ « كَانَ النِّدَاءُ يَوْمَ الْجُمْعَةِ أَوَّلُهُ إِذَا جَلَسَ الإمَامُ عَلىَ الْمِنْبَرِ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ وَأَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ فَلَمَّا كَانَ عُثْمَانُ وَكَثُرَ النَّاسِ زَادَ النِّدَاءَ الثَّانِي عَلَى الزُّوَرَاءِ » زَادَ فِي رِوَايَةٍ « فَثَبَتَ الْأَمْرُ عَلَى ذَلِكَ »

            Dari Saib bin Zaid dia berkata “ Adalah pada masa Rasulullah  , masa Abu Bakar dan masa Umar azan pada hari Jum’at itu awalnya setelah imam duduk diatas mimbar , Di zaman Utsman penduduk telah ramai , maka beliau menambah aszan kedua diatas Zuwarak ( sebuah tempat yang tinggi didekat pasar ) ada riwayat menambahkan “ Maka tetaplah perintah itu  atas demikian
             
            Ada tiga hal yang menguatkan hukum adzan dua kali pada shalat Jum’at yang diperintahkan oleh khalifah Utsman bin ‘Affan .Pertama al-Qur’an. An-Nisak ayat 59 :

               يَآءَيُّهَاالَّذِيْنَ أمَنُوْا أطِيْعُوْا اللهَ وَأطِيْعُوْا الرَّسُوْلَ وَأُلىِ الأمْرِ مِنْكُمْ
            Hai orang orang yang ber iman patuhilah Allah dan patuhilah Rasul dan patuhi pula ulul amri diantara kamu

            Khalifah Utsman bin ‘Affan adalah Ulil Amri dan Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk menta’ati ulil amri. Artinya perintah Khalifah Utsman untuk adzan dua kali tidak bertentangan dengan al-Qur’an.

            Kedua hadits Rasulullah yang mengatakan :

...... فَإنَّـهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى إخْتِلاَفًا كَثِيْرًا , فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمُهْدِيِّيْن تَمَسَّكُوْا بِهَا وَ عَضُّوْا عَلَيْهَا بِا لنَّوَاجِذِ............
            …………Maka sesungguhnya siapa yang hidup diantara kamu sepeninggal aka , maka dia akan melihat perbedaan yang banyak ,(waktu itu) hendaklah kamu berpegang dengan sunnah ku dan sunnah khulafaurrasyin  yang mendapat petunjuk , berpegang teguhlah kamu dengan nya dan gigitlah ia dengan gigi depan mu……….

            Dalam hal ini Utsman bin Affan adalah salah seorang dari khulafaurrasyidin maka kita dipesankan oleh Rasulullah untuk mengikuti apa yang disunnahkan nya. Artinya mengamalkan adzan dua kali pada hari Jum’at adalah mengikuti sunnah Khuilafaurrasyidin , Dan jelas tidak bertentangan dengan sunnah, yang hukum nya adalah sunnat sesuai dengan hukum asalanya.

            Ketiga :  apa yang dilakuakn oleh khalifah Utsman ini tidak dibantah oleh sahabat nabi yang masih hidup waktu itu seperti ‘Ali bin Abi Thalib , Zaid bin Tsabit dan lain-lain tidak membantah kebijakan Utsman ini . Maka kesepakatan para sahat ini adalah suatu ijma’ dan ijmak adalah sumber hukum yang sah menurut ushul fiqh.

            K E S I M P U L A N
           
            Dari apa yang telah saya kemukakan ini saya dapat menyimpulkan  sbb.
  1. Azan hukumnya sunnat muakkad sebelum melaksanakan shalat fardhu terutama shalat berjama’ah
  2. Azan disyri’atkan semenjak tahun pertama nabi hijrah ke Madinah dimana lafadz-lafadznya diterima oleh beberapa orang  sahabat Nabi melalui rukya. ( mimpi)
  3. Aszan subuh dua kali adalah sunnah Nabi  , dimana Beliau mengizinkan Bilal bin Rabah melakukan adzan sebelum masuk waktu.
  4. Asdzan sebelum masuk waktu shalat jum’at ( adzan pertama  ) adalah sunnah khulafaurrasyidin yang shah untuk dituruti mengingat  firman Allah dalam al-quran surat An-Nisak ayat 59 dan hadis Rasulullah.

             Demikianlah yang dapat saya sampai kan dalam kesempatan ini dan saya yakin sekali bahwa dalam penyampaian ini banyak sekali terdapat kekurangan dan kelemahan, namun itulah hanya pengetahuan yang saya punyai. Kepada Allah kita berserah diri dan mohon ampun yang sebesar-besarnya

                                              Payakumbuh 17 – Desember – 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar